BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 26 Juni 2010

PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN TERHADAP PERILAKU DAN PENDIDIKAN ANAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN TERHADAP PERILAKU DAN PENDIDIKAN ANAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Diajukan dan dipresentasikan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen:
Dr. Mulyawan S. Nugraha

Dibuat Oleh:
Hermayanti
NIM:
2008. 1038

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI
Jl. Veteran No. 36 Telp. (0266) 22 45 65
Kota Sukabumi
2010 M/1431 H


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang benar. Shalawat dan salamnya penulis haturkan kepada nabi pembawa berkah dan penghancur kebatilan, Muhammad SAW.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas IPI (Ilmu Pendidikan Islam). Selain itu tujuan penulis menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengaruh lingkungan pergaulan terhadap perilaku dan pendidikan anak dalam pendidikan Islam.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak menemui kesulitan. Namun berkat bimbingan dari beberapa pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih banyak kekurangannya. Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis juga sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar tugas ini menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan makalah ini dapat membuktikan bahwa penulis dapat melaksanakan tugas ini dengan semaksimal mungkin dan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan rekan-rekan pada umumnya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.


Sukabumi, Juni 2010


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………… a
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. a
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ………………………………………………. a
Rumusan Masalah …………………………………………… a
Tujuan dan Kegunaan Penulisan …………………………….. a
Sistematika Penulisan ……………………………………….. a
BAB II PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN TERHADAP PERILAKU DAN PENDIDIKAN ANAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian Lingkungan ……………………………………… a
Pengaruh Lingkungan Pergaulan Terhadap Perilaku Anak …. a
Pengertian Pendidikan Islam ………………………………… a
Hakikat Lingkungan Pendidikan Islam Terhadap Perilaku dan Pendidikan Anak ………………………………………... a
Mencermati Pengaruh Lingkungan Pergaulan Terhadap Perilaku dan Pendidikan Anak dalam Pendidikan Islam ……. a
BAB III PENUTUP
Simpulan …………………………………………………….. a
Saran ………………………………………………………… a
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. a


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Anak adalah amanat Allah yang harus dipertanggungjawabkan. Dalam Islam, anak bukan hanya sekedar konsekuensi dari pemenuhan kebutuhan biologis orang tua (ayah dan ibu), tetapi anak merupakan titipan Allah yang harus dipertanggungjawabkan kepada-Nya. Diantaranya adalah tanggung jawab mendidik, tugas memberikan pengetahuan, keterampilan dan kepribadian kepada anak yang bersangkutan. Posisi anak sebagai amanat Allah inilah antara lain yang menjadi faktor esensial harus dilaksanakannya pendidikan kepada mereka oleh para orang tua, sebab bila tidak, merupakan suatu pelanggaran terhadap ajaran Islam yang harus dipertanggungjawabkan kelak.
Maka dari itu orang tua harus memperhatikan pendidikan anaknya dan lingkungan tempat bergaul anaknya jangan sampai anak terjerumus kepada lingkungan yang mendapat murka Allah dan rasul-Nya. Karena lingkungan memiliki pengaruh sangat besar dalam membentuk dan menentukan perubahan sikap dan perilaku seseorang. Karena ketika anak lingkungannya bergaul dengan orang-orang yang jahat, maka lama kelamaan anak yang baik itu bisa menjadi jahat. Sebaliknya apabila ia selalu bergaul dengan orang-orang yang baik, maka lama kelamaan bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.
Rumusan Masalah
Perumusan yang akan penulis ungkapkan tentang pengaruh lingkungan pergaulan terhadap perilaku dan pendidikan anak dalam pendidikan Islam adalah:
Apa pengertian lingkungan?
Bagaimana pengaruh lingkungan pergaulan terhadap perilaku anak?
Apa pengertian pendidikan Islam?
Bagaimana hakikat lingkungan pendidikan Islam terhadap perilaku dan pendidikan anak?
Bagaimana mencermati pengaruh lingkungan pergaulan terhadap perilaku dan pendidikan anak dalam pendidikan Islam?
Tujuan dan Kegunaan Penulisan
Dari beberapa identifikasi masalah yang hendak dibahas di sini, tentulah mempunyai tujuan yang hendak dicapai.
Adapun tujuan tersebut yaitu: pertama, agar para pembaca mengetahui dan memahami apa pengertian lingkungan, kedua, agar kita mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh lingkungan pergaulan terhadap perilaku anak, ketiga, agar kita mengetahui dan memahami apa pengertian pendidikan Islam, keempat, bagaimana hakikat lingkungan pendidikan terhadap perilaku dan pendidikan anak, dan kelima, agar kita mengetahui dan memahami bagaimana mencermati pengaruh lingkungan pergaulan terhadap perilaku dan pendidikan anak dalam pendidikan Islam.
Sistematika Penulisan
Dalam makalah ini, saya mengkaji lebih dalam tentang pengaruh lingkungan pergaulan terhadap perilaku dan pendidikan anak dalam pendidikan Islam.
Adapun sistematika penulisannya dapat diuraikan sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan kegunaan Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN TERHADAP PERILAKU DAN PENDIDIKAN ANAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian Lingkungan
B. Pengaruh Lingkungan Pergaulan Terhadap Perilaku Anak
C. Pengertian Pendidikan Islam
D. Hakikat Lingkungan Pendidikan Islam Terhadap Perilaku dan Pendidikan Anak
E. Mencermati Pengaruh Lingkungan Pergaulan Terhadap Perilaku dan Pendidikan Anak dalam Pendidikan Islam
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN TERHADAP PERILAKU DAN PENDIDIKAN ANAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Lingkungan
Menurut Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat (2009: 262) lingkungan adalah ruang dan waktu yang menjadi tempat eksistensi manusia. Dalam konsep ajaran pendidikan Islam, lingkungan yang baik adalah lingkungan yang diridhoi oleh Allah dan Rasulullah SAW. Misalnya lingkungan sekolah, madrasah, masjid, majelis taklim, balai musyawarah, dan lingkungan masyarakat yang islami. Adapun lingkungan yang mendapat murka Allah dan rasul-Nya adalah lingkungan yang dijadikan tempat kemaksiatan dan kemunkaran.
Sebenarnya yang salah atau jelek bukan lingkungannya, melainkan manusia yang memakai dan mengambil manfaat lingkungan bersangkutan. Pada dasarnya, semua lingkungan itu karunia Allah. Hanya saja, manusia yang bodoh menjadikan lingkungan itu kotor.
Bagi umat Islam, lingkungan yang baik dan berpengaruh dalam meningkatkan akhlak yang mulia adalah lingkungan yang sehat dan dijadikan tempat berbagai kegiatan yang bermanfaat, seperti pendidikan Islam, pengajian, dan aktivitas islami lainnya.
B. Pengaruh Lingkungan Pergaulan Terhadap Perilaku Anak
Menurut Syureich (1990: 37) lingkungan mempunyai pengaruh sangat besar dalam membentuk dan menentukan perubahan sikap dan perilaku seseorang, terutama pada generasi muda dan anak-anak. Misalnya, tidak dapat diabaikan pengaruh lingkungan pergaulannya. Seseorang menjadi muslim atau nasrani atau agama lainnya adalah karena lingkungan sosialnya. Apabila lingkungan sosialnya Islam maka seseorang bisa menjadi Islam dan apabila lingkungan sosialnya nasrani, maka seseorang bisa menjadi nasrani pula, demikian seterusnya.
Lebih jauh lagi dapat dikatakan, bahwa lingkungan pergaulan sehari-hari di masyarakat dapat menjadikan seseorang itu menjadi orang yang beriman atau menjadi kafir.
Demikian kuatnya pengaruh lingkungan pergaulan itu pada diri seseorang, sehingga anak yang dididik baik-baik di rumah keluarganya bisa menjadi anak yang anakal (brutal), yang membuat keresahan hidup bagi orang tuanya.
Oleh karena itu menurut Thalib (1995: 97-99) bahwa orang tua harus selalu mengawasi lingkungan pergaulan anak, terutama orang tua harus mampu memerhatikan teman-teman anaknya, karena anak-anak sejak berumur kurang lebih 4 tahun sudah dapat bergaul dengan orang-orang di luar lingkungan keluarganya. Dengan bergaul ini mereka bisa mengembangkan kemampuan sosial dan kebutuhan berhubungan dengan orang lain. Untuk itu orang tua wajib menaruh perhatian dengan siapa mereka bergaul. Karena teman bergaul dapat memberikan pengaruh pada kepribadian anak-anaknya.
Betapa besar perhatian Islam terhadap hal ini, dalam firman Allah berikut ini:

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Q. S. Al-Kahfi: 28)
Ayat tersebut memperingatkan adanya bahaya berteman dengan orang yang tidak baik. Sebab itu, sejak dini orang tua harus memberikan bimbingan kepada anak-anaknya, bahkan jika mungkin kepada teman bergaulnya. Sebab tidak jarang kita temukan anak-anak di rumah kita didik dengan kejujuran, berbicara dengan sopan, bertingkahlaku hormat kepada orang tuanya, tetapi setelah bergaul dengan teman-teman ternyata pulang membawa kata-kata kotor dan berbau porno sehingga orang tua sering terkejut mendengarkan kata-kata yang diucapkan anaknya di luar itu.
Maka dari itu, menurut Buchori Nasution (2005: 75) sebagai orang tua tidak dapat melepaskan anak begitu saja kepada lingkungan sesuka dia. Pola hidup, budaya, perilaku serta sosial kita pertaruhi di sini. Oleh sebab itu arahkanlah kepada lingkungan yang kondusif terhadap misi pembinaan. Perhatikanlah lingkungan bermain, lingkungan sekolahnya, lingkungan pergaulannya. Bila orang tua ingin pembinaan tetap harapannya, maka:
1. Kalau ingin anaknya shaleh, pergaulan anak kita harus dengan orang-orang yang berakhlak baik.
2. Kalau ingin anaknya pandai, lingkungan pergaulannya harus bersama orang-orang pandai.
3. Kalau ingin anaknya kaya, ia juga harus memiliki lingkungan orang yang kaya (di samping lingkungan yang kurang mampu tempat membaktikan karunia yang dilebihkan Allah padanya).
Jadi lingkungan pergaulan di masyarakat itu sangat besar pengaruhnya dalam ikut serta membentuk watak dan kepribadian anak.
C. Pengertian Pendidikan Islam
Menurut Muhammad SA. Ibrahimi (Bangladesh) sebagaimana yang dikutip dari Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir (2008: 25) menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai ideologi Islam misalnya kesatuan sistem akidah, syariah, dan akhlak yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang mana keberartian suatu komponen sangat tergantung.
Menurut Fadhil Al-Jamali sebagaimana yang dikutip dari Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir (2008: 26) menyatakan bahwa pengertian pendidikan Islam adalah upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia.
Dengan demikian berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli maka pendidikan Islam adalah proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembinaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat.
D. Hakikat Lingkungan Pendidikan Islam Terhadap Perilaku dan Pendidikan Anak
Lingkungan adalah alam sekitar di mana anak didik berada, atau segala sesuatu yang ada di sekeliling arah. Dalam bahasan ini yang menjadi persoalan adalah anak didiknya, apakah ia dipengaruhi oleh lingkungan dalam pembentukan pribadinya atau tidak.
Menurut Ahmad Syar’I (2005: 81) lingkungan pendidikan Islam adalah lingkungan alam, kondisi dan situasi di mana pendidikan Islam itu berlangsung. Karena itu, lingkungan pendidikan Islam itu dapat berbentuk benda fisik dan dapat pula berbentuk benda non fisik seperti situasi, iklim dan budaya orang-orang yang ada di sekitar penyelenggaraan pendidikan Islam. Lingkungan pendidikan Islam besar pengaruhnya terhadap proses dan pencapaian hasil pembelajaran, baik pengaruh yang bersifat negatif maupun yang bersifat positif. Karena itu, Islam memandang penting memperhatikan lingkungan sebagai wahana pencapaian tujuan pendidikan Islam.
Menurut Abuddin Nata (1997) sebagaimana yang dikutip Ahmad Syar’I (2005: 81), lingkungan pendidikan Islam adalah institusi atau lembaga di mana pendidikan Islam itu berlangsung. Karena itu, ia menyimpulkan terdapat 3 lingkungan pendidikan Islam, yaitu institusi/lembaga keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena keluarga (rumah), sekolah dan masyarakat itulah yang mempengaruhi dan menentukan terselenggara pendidikan Islam lebih diletakkan pada posisinya sebagai wahana atau media penyelenggara pendidikan Islam. Karena itu segala keadaan, kondisi, situasi, iklim dan budaya yang ada di sekitar lembaga itulah yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan Islam.
Memang disadari, sedikit sulit membedakan konsep lingkungan pendidikan Islam di atas, karena di satu sisi orang tua dan anggota keluarga lainnya sebagai penyelenggara pendidikan Islam di rumah tangga adalah lingkungan anak, mereka melahirkan perilaku dan budaya, di mana perilaku dan budaya mereka sedikit banyak memberi warna dan pengaruh terhadap proses pencapaian hasil pendidikan di lingkungan keluarga. Demikian pula dengan pendidikan Islam di sekolah, di mana guru dan personil sekolah sebagai pelaksana pendidikan memiliki perilaku, budaya dan melahirkan iklim tertentu, di mana semua itu juga memberi pengaruh/dampak terhadap proses dan upaya pencapaian hasil pendidikan Islam di sekolah. Hal yang sama juga terjadi dalam masyarakat dan justru pengaruhnya makin luas dan kuat lagi.
Tanpa mempersoalkan perbedaan rinci konsepsi lingkungan pendidikan Islam, yang jelas banyak dalil naqli yang memberikan aba-aba pentingnya mewaspadai sekaligus mendayagunakan lingkungan dalam proses dan upaya mencapai hasil pendidikan Islam. Dalam Al-Quran menurut Abuddin Nata (1997) sebagaimana yang diutip Ahmad Syar’I (2005: 82) konsep lingkungan sebagai tempat kegiatan sesuatu atau tempat tinggal diistilahkan dengan al-qaryah, yang biasanya dihubungkan dengan tingkah laku penduduknya. Sebagian al-qaryah dihubungkan dengan perilaku penduduk yang berbuat durhaka lalu mendapat siksa.

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!." (Q. S. An-Nisa (4): 75)
Adapula yang dihubungkan dengan perilaku penduduk yang berbuat baik sehingga melahirkan rasa aman dan damai.

“Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (Q. S. An-Nahl (16): 112)
Berbagai dalil naqli mendorong kepada umat Islam untuk meciptakan lingkungan yang indah, menarik dan menyenangkan yang kesemuanya itu baik langsung atau tidak langsung berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan Islam. Karena sesungguhnya pendidikan Islam itu dapat berlangsung dalam 3 kategori lingkungan, yaitu keluarga (rumah), sekolah dan masyarakat.
1. Rumah
Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang anak dan merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak. Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan ketaatan kepada Allah SWT, sunnah-sunnah Rasulullah SAW ditegakkan dan terjaga dari kemunkaran, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan pemberani. Oleh karena itu, setiap orang tua muslim harus memperhatikan kondisi rumahnya. Ciptakan suasana yang islami, tegakkan sunnah, dan hindarkan dari kemunkaran. Mohonlah pertolongan kepada Allah agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang bertauhid, berakhlak dan beramal sesuai dengan sunnah Rasulullah serta mengikuti jejak para salafush-shalih.
Di dalam Ihya ‘Ulumuddin (1957) sebagaimana yang dikutip dari Ahmad Syar’I (2008: 83) tentang cara melatih anak pada budi pekerti yang baik ia menyatakan:
“Ketahuilah, bahwa cara melatih anak itu sangat penting dan perlu sekali. Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hati yang suci adalah mutiara yang amat berharga, halus dan bersih dari ukiran dan gambaran. Ia menerima semua yang dipengaruhkan kepadanya.”
Dari ungkapan di atas, jelas tergambar betapa besar pengaruh orang tua (institusi keluarga) dalam membentuk pribadi anak, orang tua bisa mewarnai anaknya dengan rupa apapun, sesuai dengan yang dikehendakinya. Namun demikian ia bukanlah ujung dari adanya fitrah, bahwa manusia iu mempunyai fitrah (sifat yang dibawa sejak lahir), namun di dalam kehidupannya di dunia ini manusia dihadapkan kepada hal-hal yang datang dari luar diri (eksternal) manusia itu sendiri yang bisa mempngaruhi kecenderungan hatinya.
Al-Ghazali (1957) sebagaimana yang dikutip Ahmad Syar’I (2008: 83) lebih jauh mengungkapkan tentang pengaruh lingkungan yang bukan hanya sebatas pada unsur manusia yang mempengaruhi, tetapi unsur makanannya pun bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak. Menanggapi hal ini, beliau menyatakan bahwa anak hendaklah diawasi dari sejak awal kelahirannya, jangan diserahkan kepada wanita yang sembarangan (tidak shaleh) untuk mengasuh dan menyusuinya, anak harus diserahkan kepada wanita yang shaleh, beragama dan makan dengan makanan yang halal untuk diasuh dan disusui.
Menurut Mahjubah (1992: 13) bahwa masa kanak-kanak merupakan periode yang menentukan dalam pembentukan kepribadian manusia, sebab selama masa tersebut peranan keluarga bersifat mencakup segala hal. Maka dari itu orang tua bertugas mendidik anak, dan dalam proses ini agama Islam telah menegaskan peranan yang penting bagi para orang tua.
Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q. S. At-Tahrim (66): 6)
Dalam ayat di atas Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk mendidik keluarga dan diri mereka dengan baik, sehingga menjadi keluarga dan orang-orang bertakwa, yang merupakan bagian dari masyarakat Islam.
Oleh karena itulah orang tua harus berperan dalam pendidikan, keamanan, dan pengawasan anak mereka. Pendidikan Islam merupakan satu jaminan terhadap berbagai penyimpangan dan keburukan.
2. Sekolah
Lingkungan sekolah pun besar sekali pengaruhnya terhadap pembentukan dan perkembangan pribadi anak. Menurut Al-Ghazali (1957) bukan saja orang yang tidak punya cacat budi pekertinya yang bisa dibentuk dan dikembangkan, anak yang berakhlak buruk pun bisa diubah melalui pendidikan. Sehubungan dengan hal ini ia menunjukkan suatu cara memperbaiki akhlak anak yang buruk melalui pendidikan di dalam Ihya ‘Ulumuddin ia mengatakan:
“Anak-anak yang disia-siakan pada awal pertumbuhannya, akhlaknya buruk, pendusta, pendengki, pencuri, peminta-minta, suka berkata yang sia-sia, suka tertawa tidak pada tempatnya, penipu dan banyak senda gurau. Sesungguhnya yang demikian itu dapat dijaga dengan pendidikan. Masukkan ia ke madrasah, di sana ia akan mempelajari Al-Quran dan hadits yang mengandung cerita-cerita dan riwayat tentang seorang yang baik-baik. Supaya tertanam dalam pikirannya kecintaan kepada orang-orang yang shaleh.”
3. Masyarakat
Lingkungan masyarakat pun demikian, akan turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak. Ia menunjukkan cara untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang demikian seseorang terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat, bergaul dengan mereka. Di sana ia akan melihat bermacam-macam perangai baik yang buruk maupun yang berbudi baik.
Dalam hal ini, Al-Ghazali (1957) mengungkapkan bahwa:
“…ia bercampur baur dengan manusia. Semua yang dilihatnya tercela di antara orang banyak itu, maka hendaklah dicari pada dirinya sendiri dan disandarkannya padanya. Sesungguhnya orang-orang mukmin itu cermin mukmin yang lain.”
Kedua ungkapannya di atas tersirat di dalamnya pengaruh baik sekolah maupun masyarakat terhadap pembentukan pribadi seseorang. Anak yang bejat sekalipun selama anak itu mau mengintegrasikan dirinya ke tengah-tengah masyarakat yang mayoritas berakhlak baik maka si anak berangsur-angsur berubah sesuai dengan lingkungan di mana ia berada.
Mencermati Pengaruh Lingkungan Pergaulan terhadap Perilaku dan Pendidikan Anak dalam Pendidikan Islam
Anak merupakan anugerah, karena dan nikmat Allah yang terbesar yang harus dipelihara, sehingga tidak terkontaminasi dengan lingkungan. Oleh karena itu, sebagai orang tua, maka wajib untuk membimbing dan mendidik sesuai dengan petunjuk Allah dan rasul-Nya, dan menjauhkan anak-anak dari pengaruh buruk lingkungan dan pergaulan. Wajib mencarikan lingkungan yang bagus dan teman-teman yang istiqamah. Keluarga adalah lingkungan pertama dan mempunyai peranan penting dan pengaruh yang besar dalam pendidikan anak. Karena keluarga merupakan tempat pertama kali bagi tumbuh kembangnya anak, baik jasmani maupun rohani. Keluarga sangat berpengaruh dalam membentuk akidah, mental, spiriual dan kepribadian, serta pola pikir anak. Yang kita tanamkan kewajiban yang diperintahkan Allah, dan kesabaran dalam meninggalkan apa yang dilarang Allah. Jangan biarkan anak-anak kita terpengauh oleh tingkah laku dan perangai orang-orang yang rusak dan jahat; yang dengan sengaja membuat strategi dan tipu daya untuk menghancurkan generasi umat Islam.
Maka dari itu menurut Ahmad tafsir (2005: 65) bahwa orang tua seharusnya mengerti tujuan pendidikan keimanan bagi anak-anaknya yang masih kecil itu, agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang shaleh, yang memiliki iman dan takwa. Karena hanya iman dan takwa yang kuatlah yang akan mampu mengendalikan diri seseorang sehingga sanggup melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk. Dengan demikian pendidikan agama sangat penting bagi manusia.


BAB III
PENUTUP

Simpulan
Lingkungan adalah ruang dan waktu yang menjadi tempat eksistensi manusia. Dalam konsep ajaran pendidikan Islam, lingkungan yang baik adalah lingkungan yang diridhoi oleh Allah dan Rasulullah SAW.
Lingkungan mempunyai pengaruh sangat besar dalam membentuk dan menentukan perubahan sikap dan perilaku seseorang, terutama pada generasi muda dan anak-anak. Apabila pergaulan anak itu baik maka akan menjadi baik pula anak tersebut, begitu pun sebaliknya.
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli maka pendidikan Islam adalah proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembinaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat.
Lingkungan pendidikan Islam adalah lingkungan alam, kondisi dan situasi di mana pendidikan Islam itu berlangsung. Lingkungan pendidikan Islam besar pengaruhnya terhadap proses dan pencapaian hasil pembelajaran, baik pengaruh yang bersifat negatif maupun yang bersifat positif. Karena itu, Islam memandang penting memperhatikan lingkungan sebagai wahana pencapaian tujuan pendidikan Islam. Pada hakikatnya pendidikan Islam itu dapat berlangsung dalam 3 kategori lingkungan, keluarga (rumah), sekolah dan masyarakat.
B. Saran
Sebagai orang tua, maka wajib untuk membimbing dan mendidik sesuai dengan petunjuk Allah dan rasul-Nya, dan menjauhkan anak-anak dari pengaruh buruk lingkungan dan pergaulan. Wajib mencarikan lingkungan yang bagus dan teman-teman yang istiqamah. Keluarga adalah lingkungan pertama dan mempunyai peranan penting dan pengaruh yang besar dalam pendidikan anak. Karena keluarga merupakan tempat pertama kali bagi tumbuh kembangnya anak, baik jasmani maupun rohani. Keluarga sangat berpengaruh dalam membentuk akidah, mental, spiriual dan kepribadian, serta pola pikir anak.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Saebani, Beni dan Akhdiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam 1. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Mahjubah. 1992. Pendidikan Anak Sejati Diri Hingga Masa Depan. Jakarta: Firdaus.
Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Nasution, Buchori. 2005. Anak Shaleh Pintar Karya. Jakarta: PT. Kreatif Imaji.
Syar’I, Ahmad. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jkarta: Pustaka Firdaus.
Syureich. 1990. Mendambakan Anak Shaleh. Jakarta: Offset Sistimatis.
Tafsir, Ahmad. 2002. Pendidikan Agama dalam Keluarga. Bandung: PT. Remaja.
Thalib. 1995. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak. Bandung: Irsyad Baitus Salam.
http://dedys582.wordpress.com

0 komentar: